|
Dengan
memanfaatkan sumber energi terbarukan dan menerapkan jaringan listrik
”cerdas”, pemadaman listrik bergiliran di Sumba tidak akan terjadi lagi.
Pemerintah daerah di pulau kecil di Nusa Tenggara Timur ini bahkan
mencanangkan akan bebas bahan bakar minyak pada tahun 2025.
Penduduk
Sumba, seperti banyak pulau kecil lain di Indonesia, selama ini
mengalami pemadaman listrik bergiliran. Paling tidak dalam seminggu ada
satu hari tiap kampung akan mengalami pemadaman listrik. Ini karena
terbatasnya daya listrik dari pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD)
dan terganggunya pasokan bahan bakar solar oleh kapal laut akibat cuaca
buruk.
Masalah kelistrikan itu berpangkal dari ketergantungan
yang tinggi pada pembangkit berbahan bakar fosil. Untuk mengurangi
penggunaan BBM, Pemerintah Kabupaten Sumba Barat bekerja sama dengan
Pusat Konversi dan Konservasi Energi Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) memanfaatkan potensi energi terbarukan.
Pulau di
NTT ini dapat menjadi pulau yang mandiri dalam memenuhi kebutuhan
energi karena memiliki beragam sumber daya energi terbarukan, terutama
energi matahari, angin, air, dan biogas kotoran ternak.
Alternatif
pembangkit yang akan didirikan adalah pembangkit listrik tenaga
hibrida, yaitu menggabungkan pemanfaatan sel surya fotovoltaik,
mikrohidro dan angin sebagai sumber energi pembangkit. Namun, hal itu
belum menjamin kestabilan pasokan listrik ke permukiman penduduk.
Penyebabnya, energi matahari hanya dapat diserap pada siang hari dan
energi mikrohidro yang berasal dari sungai bawah tanah hanya bisa
dipasok di musim hujan. Karena itu, PLTD tetap diperlukan sebagai
cadangan.
Untuk mengoptimalkan kapasitas pembangkit listrik dari
energi terbarukan ke dalam jaringan sistem kelistrikan diterapkan
teknologi jaringan cerdas skala mikro (smart micro grid/SMG).
Pengoperasian instalasi listrik yang berbasis SMG ini merupakan yang
pertama di Indonesia. Peresmian dilakukan Menteri Riset dan Teknologi
Prof Gusti Muhammad Hatta, Minggu (3/6).
”Teknologi ini mampu
mengintegrasikan semua energi terbarukan, seperti sel surya fotovoltaik
skala besar, minihidro, dan diesel. Pasokan listrik dari tiap pembangkit
ini akan diatur secara otomatis oleh smart grid disesuaikan dengan
tingkat kebutuhan listrik dari waktu ke waktu,” ujar Unggul Priyanto,
Deputi Teknologi Informasi Energi dan Material BPPT.
Penerapan
SMG selain memberikan sumbangan energi ke jaringan kelistrikan (grid),
juga berkontribusi dalam penghematan bahan bakar serta mengoptimalkan
pemanfaatan energi terbarukan di daerah terkait.
”Smart grid” Sumba
Jaringan
kelistrikan cerdas di Sumba ini memiliki pusat pengendali/kontrol yang
berlokasi di Billa Cenge, Kabupaten Sumba Barat Daya. SMG
mengintegrasikan PLTS fotovoltaik berkapasitas 500 kilowatt peak yang
dirancang BPPT dan dibangun bekerja sama dengan Surya Energi Indotama
atau PT LEN Industri ke jaringan listrik 20 kilovolt milik PLN, demikian
Ferdi Armansyah, Kepala Program Smart Grid BPPT.
Selama ini
jaringan listrik PLN di kabupaten itu hanya didukung dua PLTD, di
Waikabubak (7 unit berkapasitas 4,5 MW) dan di Waitabula (4 unit
kapasitas 2,1 MW ). PLTD ini masing-masing berjarak 60 km dan 20 km dari
pusat kontrol SMG. Dalam SMG juga terjaring pembangkit energi
terbarukan, yaitu mikro hidro di Lokomboro (5 unit berkapasitas 2,3 MW)
yang berjarak 50 km.
Untuk mengantisipasi fluktuasi keluaran daya
pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan efisiensi energi digunakan
perangkat baterai generasi baru disebut smart storage berkapasitas 500
kWh per hari. Baterai ini berfungsi sebagai kompensator untuk
mengantisipasi fluktuasi keluaran daya PLTS sehingga penetrasi
pembangkit dapat dioptimalkan. Ketika PLTS tidak dapat memasok listrik
pada malam hari, baterai yang akan memasok listrik, demikian Dewayana A
Nugroho dari Surya Energi Indotama.
Untuk mengoptimalkan pasokan
daya listrik, seluruh pembangkit dilengkapi perangkat remote terminal
unit yang berfungsi memantau parameter kelistrikan setiap pembangkit,
mengendalikan, dan mengirimkan data ke pusat pengendali. Selanjutnya,
pusat pengendali yang akan menentukan pembangkit-pembangkit yang paling
optimal beroperasi.
Keunggulan teknologi
Instalasi
percontohan SMG Sumba memiliki beberapa keunggulan teknologi
dibandingkan jaringan pembangkit konvensional, antara lain menggunakan
modul PV jenis thin film yang relatif stabil keluarannya terhadap
perubahan radiasi dibandingkan PV jenis kristalin, kata pakar sel surya
dari BPPT Chalid.
Penggunaan teknologi baterai alir dengan proses
elektrolisa menggunakan material vanadium memiliki kapasitas kecepatan
charge/discharge 10 kali lipat dibandingkan baterai umumnya (lead acid
battery/LAB) serta memiliki masa pakai hingga 100.000 siklus. Adapun LAB
hanya 5.000 siklus.
Jaringan listrik cerdas juga menggunakan
sistem supervisory control and data acquisition berbasis komunikasi data
satelit VSAT. Sistem ini digunakan untuk mengoptimalkan pasokan daya
listrik dari seluruh pembangkit listrik yang terdapat di Sumba bagian
barat.
Menurut Gusti, langkah BPPT perlu ditindaklanjuti dengan
kajian aspek pemanfaatan teknologi smart grid yang lebih luas dan
mendorong pengembangan industri nasional. Teknologi smart grid harus
didukung berbagai teknologi maju di bidang elektronika serta teknologi
informasi dan komunikasi.
Terbangunnya SMG sebagai proyek
percontohan, demikian Kepala BPPT Marzan A Iskandar, dapat menjadi acuan
dalam kajian teknologi smart grid berikutnya. Hal ini dapat mendorong
lahirnya peraturan serta standardisasi terkait pemanfaatan teknologi
tersebut.
Selain itu, SMG juga dapat memacu industri nasional
dalam menyediakan teknologi di dalam negeri. ”Mendirikan industri itu
tidak saja untuk menggantikan produk impor, tetapi juga untuk
meningkatkan kemandirian,” kata Gusti. (Kompas, 13 Juni 2012/ humasristek) |
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori E-Tekum
dengan judul Merintis Jaringan Cerdas. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://e-redaksi.blogspot.com/2013/01/merintis-jaringan-cerdas.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Aksdeat -
Selasa, 08 Januari 2013
Belum ada komentar untuk "Merintis Jaringan Cerdas"
Posting Komentar